Banyak yang mengira orang sukses itu cuma “beruntung.” Padahal, seperti yang dijelaskan dalam The Richest Man in Babylon, keberuntungan tidak pernah datang kepada mereka yang hanya menunggu. Dewi Keberuntungan selalu berpihak pada mereka yang berani mengambil langkah kecil, mencoba hal baru, dan bertindak meski takut gagal.
Arcad, sang tokoh utama, mengingatkan bahwa tindakan sederhana seperti melamar kerja lebih banyak, belajar keterampilan baru, atau memulai usaha kecil bisa membuka jalan ke “keberuntungan” yang sesungguhnya. Karena dalam dunia nyata, keberuntungan hanyalah hasil dari persiapan dan keberanian yang bertemu pada waktu yang tepat.
Babylon: Kota Tua, Tapi Ilmunya Abadi
Bayangkan kota yang berdiri ribuan tahun lalu di Timur Tengah — kaya, maju, dan penuh pedagang ulung. Itulah Babylon, tempat asal pelajaran keuangan yang hingga kini masih relevan.
Arcad, orang terkaya di kota itu, tidak hanya mengajarkan cara menambah uang, tapi juga cara berpikir tentang uang. Ia percaya bahwa setiap orang bisa kaya asal paham prinsip dasar pengelolaan keuangan, bukan cuma kerja keras tanpa arah.
Bayar Diri Sendiri Terlebih Dahulu
Sebagian dari penghasilan seharusnya menjadi milik pribadi, bukan habis untuk orang lain. Itulah pesan pertama dari Arcad.
Kebanyakan orang mendapat gaji, lalu langsung mengalirkan semuanya ke kontrakan, cicilan, tagihan, dan hiburan. Akhirnya, tidak ada sisa untuk diri sendiri.
Arcad mengajarkan untuk menyisihkan minimal 10% dari pendapatan setiap kali menerima uang. Bukan menunggu “kalau ada sisa,” tapi menyisihkan di awal.
Strategi sederhana seperti auto-transfer ke rekening investasi di awal bulan bisa menciptakan efek luar biasa dalam 10–20 tahun ke depan.
Hemat Tidak Cukup, Naikkan Kemampuan Menghasilkan Uang
Menekan pengeluaran memang penting, tapi mengandalkan penghematan tanpa menambah penghasilan hanya membuat stagnan.
Arcad menegaskan, orang bijak tidak hanya menjaga isi dompetnya, tapi juga menambah isinya.
Caranya? Belajar keterampilan baru, ikut kursus digital marketing, desain, atau editing video — apapun yang bisa membuka pintu penghasilan tambahan.
Kekayaan tidak datang dari penghematan semata, melainkan dari keberanian untuk upgrade diri dan membuka peluang baru.
Nikmati Hidup Tanpa Kehilangan Arah Finansial
The Richest Man in Babylon tidak mengajarkan pelit, melainkan seimbang.
Arcad menyadari bahwa tujuan finansial bukan sekadar menumpuk uang hingga mati, tapi menjadikan uang sebagai alat untuk menciptakan kebahagiaan.
Menabung dan berinvestasi tetap wajib, tetapi menikmati hasil kerja keras juga bagian dari hidup sehat finansial.
Buat kategori kecil untuk fun budget — dana hiburan yang tidak mengganggu rencana besar. Dengan begitu, hidup tetap punya warna tanpa kehilangan arah masa depan.
Kendalikan Gaya Hidup agar Tidak Menggerus Kesejahteraan
Fenomena lifestyle creep — gaya hidup naik seiring penghasilan — adalah musuh terbesar keuangan sehat.
Dulu mungkin hanya makan di luar saat spesial, tapi setelah gaji naik, makan di restoran jadi rutinitas.
Arcad mengingatkan untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan yang menyamar jadi kebutuhan.
Caranya, catat semua pengeluaran bulanan, lalu pilah mana yang benar-benar penting dan mana yang hanya impulsif.
Kaya bukan berarti membeli lebih banyak, tapi mengendalikan lebih banyak.
Biarkan Uang Bekerja Lewat Investasi Cerdas
Menabung saja tidak cukup untuk melawan inflasi. Arcad berkata, “Emas yang bekerja akan menghasilkan lebih banyak emas.”
Dalam konteks modern, ini berarti uang yang diinvestasikan bisa tumbuh berkali-kali lipat.
Contohnya, berinvestasi di ETF S&P 500 (SPY) — kumpulan 500 perusahaan terbesar di Amerika — bisa dimulai dengan Rp16.000 saja.
Imbal hasil rata-ratanya sekitar 10% per tahun, jauh di atas bunga tabungan.
Dengan disiplin berinvestasi Rp1 juta per bulan, nilai portofolio bisa mencapai lebih dari Rp8 miliar dalam jangka 30 tahun.
Rencanakan Masa Tua dari Sekarang
Kisah pedagang unta di buku ini menyentuh: hidupnya makmur, tapi tua dalam kemiskinan karena tidak menyiapkan masa pensiun.
Arcad mengingatkan, “Siapkan kebutuhanmu di hari tua dan lindungi keluargamu dari kesulitan.”
Bagi yang berusia 20–30 tahun, masa pensiun terasa jauh. Tapi justru itulah masa paling berharga untuk mulai.
Semakin cepat berinvestasi, semakin kuat efek bunga berbunga.
Mulai dari kecil, bahkan Rp500.000 per bulan pun bisa jadi miliaran jika dilakukan konsisten selama puluhan tahun.
Lindungi Hasil Kerja dari Kerugian Bodoh
Banyak orang kehilangan tabungan karena salah investasi. Di buku ini, Arcad pernah tertipu membeli permata palsu karena percaya pada tukang batu bata yang tidak paham perhiasan.
Pesannya jelas: investasikan uang hanya di bidang yang benar-benar dipahami.
Jangan tergoda tren cepat kaya seperti kripto atau proyek tanpa dasar yang jelas.
Prinsipnya sederhana — kalau tidak paham cara kerjanya, jangan masukkan uang ke sana.
Lebih baik hasil kecil tapi stabil, daripada cuan besar yang bisa hilang dalam semalam.
Dengar Nasihat dari yang Sudah Berhasil, Bukan dari yang Sekadar Bicara
Zaman sekarang, semua orang bisa tampil seperti “pakar keuangan” di media sosial.
Arcad mengingatkan: pilih siapa yang pantas didengarkan.
Dengarkan orang yang sudah melalui proses, bukan yang hanya teori.
Jika ingin belajar investasi, dengarkan investor yang sudah teruji, bukan influencer yang belum pernah menghadapi krisis pasar.
Karena pengalaman nyata jauh lebih berharga daripada motivasi kosong tanpa dasar.
Kaya Itu Soal Mindset, Bukan Keberuntungan
Sembilan pelajaran dari The Richest Man in Babylon membuktikan bahwa ilmu keuangan tidak berubah meski zaman berganti.
Mulai dari membayar diri sendiri lebih dulu, menambah kemampuan, berinvestasi cerdas, hingga mengendalikan gaya hidup — semuanya bisa diterapkan siapa saja.
Kekayaan tidak datang dalam semalam, tapi dari kebiasaan kecil yang dilakukan terus-menerus.
Babylon mungkin sudah jadi sejarah, tapi kebijaksanaannya tetap hidup bagi siapa pun yang ingin memperbaiki masa depan finansialnya hari ini.






