Investasi Batubara: Apakah Masih Supercycle ke Depan?

Investasi29 Views

Pertanyaan ini mungkin banyak menggelitik para investor yang berkecimpung di sektor batubara. Apakah kita masih akan melihat supercycle di masa depan? Jawabannya tidak bisa dipastikan 100%, tapi kita bisa melihat beberapa faktor yang bisa membantu memberikan gambaran prospek ke depan.

Supercycle batubara sangat terkait dengan dua hal penting: demand dan supply.

Sisi Demand: Konsumsi Batubara Global

Menurut laporan dari IEA (International Energy Agency), permintaan batubara global mencapai puncaknya pada tahun 2023 dengan total 8.536 Mt. Negara-negara seperti China, India, dan Indonesia mencatatkan peningkatan konsumsi yang cukup signifikan. Sementara itu, Eropa dan Amerika mengalami penurunan permintaan yang cukup tajam, masing-masing turun 107 Mt dan 95 Mt.

Namun, permintaan ini diprediksi akan mulai menurun sedikit di tahun-tahun berikutnya (2024-2026). Pada periode ini, China diperkirakan akan mengurangi konsumsi batubaranya, dengan permintaan global diperkirakan akan stabil di angka sekitar 8.344 Mt per tahun. Meski ada tren penurunan ini, penurunan tersebut hanya sekitar 2,2%, yang artinya permintaan batubara secara global masih cukup tinggi, terutama dibandingkan masa sebelum pandemi.

Faktor utama yang masih mendukung tingginya demand ini adalah:

Pertumbuhan Ekonomi India dan ASEAN: India, misalnya, semakin menjadi pusat perhatian sebagai negara yang diandalkan oleh Amerika untuk menyaingi China. Aliran investasi dari Amerika yang semakin deras ke India, bisa jadi menjadi pendorong utama pertumbuhan konsumsi batubara.

Sektor Konversi Batubara di China: Batubara ternyata bisa dikonversi menjadi berbagai produk, seperti pupuk, gas sintetis (SNG), hingga bahan bakar seperti diesel dan bensin. Ini adalah strategi China untuk mengurangi ketergantungan pada impor minyak dan gas.

Industri Nickel di Indonesia: Batubara memainkan peran penting sebagai sumber daya untuk pembangkit listrik di smelter-smelter nickel. Dengan meningkatnya permintaan EV dan baterai, industri nickel pun tumbuh pesat, yang secara otomatis menambah permintaan batubara.

Pertumbuhan AI dan Data Center: Teknologi AI dan data center yang semakin berkembang membutuhkan konsumsi listrik yang besar, sehingga permintaan batubara juga turut terdongkrak.

Proyek Energi Baru Terbarukan (EBT): Proyek-proyek EBT masih relatif mahal dan terhambat oleh tingginya suku bunga, sehingga transisi ke energi terbarukan mungkin tidak akan secepat yang diperkirakan.

Sisi Supply: Produksi Batubara Global

Pada tahun 2023, produksi batubara global mencapai titik tertinggi dengan angka 8.741 Mt, didominasi oleh China, Indonesia, Australia, dan Rusia. Namun, menurut IEA, produksi batubara global diperkirakan akan menurun sebesar 347 Mt (sekitar 4%) pada 2026, sementara penurunan konsumsi hanya sebesar 192 Mt (2,25%).

Ini artinya penurunan supply lebih tinggi dibandingkan penurunan demand, yang bisa membuat harga batubara tetap stabil atau bahkan meningkat. Jadi, meskipun tidak ada lonjakan permintaan yang besar, harga batubara kemungkinan tidak akan kembali ke level sebelum pandemi.

Penurunan supply lebih besar daripada demand, yang bisa menjaga harga batubara di level yang cukup tinggi.

Jika terjadi lonjakan permintaan dari sektor-sektor seperti EV, data center, atau pertumbuhan ekonomi India, maka gap antara supply dan demand akan semakin besar.

Suku bunga yang mungkin diturunkan oleh The Fed di masa depan juga bisa menjadi katalis positif untuk pasar batubara.

Untuk jangka pendek, batubara masih menarik untuk diperhatikan, terutama dengan potensi kenaikan harga yang didukung oleh valuasi yang masih menarik, potensi La Nina yang bisa mengurangi supply, serta kebijakan pemerintah dan aksi korporasi dari beberapa perusahaan besar. Namun, untuk jangka menengah dan panjang, kehati-hatian tetap diperlukan, terutama dengan adanya risiko hard landing di Amerika Serikat.

Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah batubara masih menarik untuk jangka panjang?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *