Mengenal Dividen Investing: Apakah Semudah yang Dikira?

Investasi33 Views

Dividen investing, atau investasi berbasis dividen, terlihat simpel di permukaan. Kamu cuma perlu pilih saham yang rutin bagi-bagi dividen, lalu tinggal tunggu “hadiah” dividen itu datang setiap tahun, atau bahkan beberapa kali dalam setahun. Dividend yield, atau tingkat keuntungan dari dividen, bervariasi, ada yang kecil seperti 1%, sampai yang lumayan besar hingga 20%. Tapi, secara umum, yang paling wajar ada di kisaran 6-10%, tentu dengan asumsi kondisi emiten tidak sedang berada di masa booming.

Sering kali, investor pemula berpikir dividen investing ini adalah cara mudah untuk menghasilkan uang sambil menunggu harga saham naik. Jadi, apapun harga sahamnya, mereka tetap beli dengan keyakinan, “kalau rugi ya tinggal tunggu aja, kan dapat dividen juga.”

Apakah Ini Cara Pikir yang Tepat?

Jawabannya: ya dan tidak. Kalau kamu memilih saham dari perusahaan besar dan mapan seperti BBCA, BBRI, BMRI, atau BBNI, strategi ini mungkin masuk akal. Saham-saham bank besar ini biasanya memiliki performa yang stabil dan pembagian dividen yang teratur. Tapi, kalau kamu sembarangan beli saham perusahaan yang sedang menghadapi tekanan atau bahkan menuju sunset industry karena kebijakan pemerintah atau kondisi industri yang buruk, seperti UNVR, HMSP, GGRM, atau SMGR, itu bisa jadi langkah yang salah besar.

Jadi, nggak bisa asal comot saham yang penting bagi dividen aja. Kamu juga harus paham pola dividennya, bagaimana prospek bisnisnya, dan apakah fundamental perusahaan tersebut masih kuat.

Mengabaikan Fundamental? Bahaya!

Sering kali orang berpikir, “Ah, ribet mikirin fundamental, yang penting cuan!” Contoh yang sering disebut adalah HMSP, di mana meskipun dividennya konsisten, tapi terus menurun karena kinerja bisnisnya yang melemah.

Makanya, minimal kamu harus cek apakah bisnisnya sedang tumbuh atau tidak. Caranya? Lihat pertumbuhan pendapatan dan laba bersihnya. Kalau keduanya tumbuh, itu pertanda bisnisnya masih sehat dan operasionalnya efisien. Tentu, kalau mau lebih detail, bisa dicek net profit dan gross profit margin juga, tapi ini langkah simpel yang bisa kamu lakukan dulu.

Dividen dan Harga Saham: Apa Hubungannya?

Satu hal yang sering dilupakan adalah harga saham juga memengaruhi seberapa besar keuntungan dividen yang bisa kamu dapatkan. Misalnya, kalau kamu beli saham GEMS di harga Rp7.000, tentu yield yang kamu dapatkan akan lebih besar daripada kalau kamu beli di harga Rp13.000. Kenapa? Bukan karena nilai dividennya berubah, tapi karena modal yang kamu keluarkan untuk membeli saham tersebut berbeda.

Kapan Harus Jual Saham Dividen?

Ini pertanyaan yang sifatnya sangat personal. Kamu bisa jual ketika merasa harga sahamnya sudah naik terlalu tinggi, atau mungkin ketika kamu butuh uang. Tidak ada aturan baku, semua tergantung dari kebutuhan dan strategi investasimu.

Jadi, dividen investing memang menarik, tapi tetap perlu strategi dan pemahaman. Jangan asal pilih saham hanya karena bagi-bagi dividen, pastikan juga bisnisnya sehat dan kamu membeli di harga yang tepat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *