Tahun ini ternyata dimulai dengan berbagai peluang menarik di pasar saham, lho. Jadi, buat kamu yang baru mau belajar investasi saham, ini waktu yang tepat untuk mulai memahami dasar-dasarnya.
Nah, kali ini kita akan ngobrol santai tentang 5 prinsip penting dalam investasi saham yang bisa bikin kamu lebih siap dan percaya diri dalam mengambil keputusan investasi. Yuk, langsung kita bahas!
Jangan Sok Tahu dan Jangan Beli Terlalu Banyak Saham
Pernah dengar cerita tentang investor pemula yang punya portofolio kecil, tapi isinya penuh dengan banyak saham? Contohnya, dengan modal Rp10 juta, ada 15 saham di dalamnya. Hmm, kira-kira, apa kita benar-benar paham semua saham itu?
Bayangkan analogi dari Warren Buffett. Dia menyamakan investasi dengan baseball. Pemukul bola hanya akan melakukan pukulan jika arah dan momentum bolanya pas—istilah kerennya, fat pitch. Begitu juga dalam saham, jangan asal beli semua yang kelihatan menarik. Fokus saja pada saham yang sudah kamu pelajari, apalagi kalau harganya sedang diskon.
Jangan Jadi Kolektor Tiket Undian
Investasi saham itu bukan seperti beli tiket undian, ya. Saat kita membeli saham, sebenarnya kita sedang membeli bisnis, bukan angka-angka di layar. Jadi, sebelum beli, pastikan bisnis di balik saham tersebut benar-benar punya prospek menghasilkan laba.
Contohnya, lihat deh saham BBCA. Dari 2008 hingga 2022, laba mereka terus naik dari Rp5,7 triliun jadi Rp40,7 triliun. Alhasil, harga sahamnya juga ikut naik stabil. Ini bukti bahwa kalau bisnisnya kuat, harga saham bakal mengikuti.
Hindari Spekulasi Jangka Pendek
Banyak orang mengira mereka “berinvestasi”, padahal sebenarnya sedang berspekulasi. Contohnya, saham Arto yang sempat melejit hingga Rp19.000 di 2022, dengan market cap Rp260 triliun. Padahal, labanya hanya Rp54 miliar. Sekarang, harganya turun lebih dari 80%!
Spekulasi mungkin terlihat menguntungkan dalam jangka pendek, tapi kalau mau sukses jangka panjang, pahami bahwa fundamental perusahaanlah yang menentukan nilai sebenarnya dari saham tersebut.
Jangan Beli Mercy dengan Harga Mercy
Prinsip sederhana: beli barang bagus di harga murah. Dalam saham, ini dikenal sebagai margin of safety. Misalnya, kamu menemukan saham yang fundamentalnya bagus, tapi harganya undervalued, itulah kesempatan emas.
Contoh nyata: saham BBNI di tahun 2020 sempat dihargai sangat murah di Rp4.600-an, padahal laba tahunannya mencapai Rp15 triliun. Saat itu, investor yang jeli berhasil membeli saham ini dengan harga diskon, dan hasilnya, mereka menikmati keuntungan besar saat harga sahamnya naik.
Alokasikan Portofolio dengan Bijak
Jangan kebanyakan saham di portofolio. Idealnya, fokus pada 5-10 saham yang benar-benar kamu pahami. Jangan lupa juga siapkan dana tunai (cash) sekitar 15-25% untuk memanfaatkan peluang beli saat harga saham bagus sedang murah.
Misalnya, saat pasar turun di awal 2023, banyak investor bijak yang memanfaatkan dana tunainya untuk membeli saham diskon. Ini adalah strategi yang bisa kamu tiru supaya selalu siap saat ada peluang.
Belajar Lebih Terstruktur
Buat yang masih bingung mulai dari mana, sekarang sudah banyak platform edukasi saham yang terstruktur. Salah satunya adalah Think. Di sana, kamu bisa belajar dari analisis saham, prinsip akuntansi, hingga cara menghitung valuasi perusahaan.
Contohnya, mereka pernah membahas saham seperti Medco yang harganya Rp600-an saat dianalisis. Sekarang, harganya sudah naik jadi Rp1.300-an—nyaris double! Jadi, belajar itu investasi yang nggak ada ruginya.
Sekian obrolan kita kali ini. Ingat, investasi saham itu bukan tentang seberapa cepat kamu kaya, tapi seberapa bijak kamu dalam memahami dan memanfaatkan peluang. Yuk, mulai belajar dan melangkah!