10 Instrumen Fixed Income yang Bisa Kamu Coba Saat Suku Bunga Naik

Investasi8 Views

Akhir-akhir ini, kenaikan suku bunga jadi topik hangat di dunia investasi. Bank Indonesia baru saja menaikkan suku bunga (BI Rate) ke 6%, yang bikin harga obligasi turun, reksa dana pendapatan tetap ikut melemah, dan investor jadi bingung.

Kalau kamu termasuk yang mencari instrumen investasi fixed income buat jaga stabilitas dana, yuk kita bahas 10 pilihan berikut lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya!

Deposito Bank Umum

Kelebihan:

  • Aman, dijamin oleh LPS (untuk simpanan maksimal Rp2 miliar per bank).
  • Bunga bulanan tetap.

Kekurangan:

  • Bunga kecil, di bawah inflasi (sekitar 4%).
  • Tidak fleksibel, kalau ditarik sebelum jatuh tempo ada penalti.

Deposito ini cocok buat kamu yang mementingkan keamanan dan gak terlalu peduli dengan return yang besar.

Deposito Bank Digital

Kelebihan:

  • Semua proses dilakukan online, lebih praktis.
  • Bunga lebih tinggi dari bank umum, bisa mencapai 6% per tahun (bersih sekitar 4,8%).

Kekurangan:

  • Tidak dijamin LPS kalau bunganya di atas 4,25%.

Cocok untuk generasi muda yang butuh kemudahan dan bunga kompetitif.

Reksa Dana Pasar Uang

Kelebihan:

  • Return tinggi dibanding bank umum.
  • Likuid, bisa dicairkan kapan saja.

Kekurangan:

  • Keuntungan hanya dari kenaikan harga (capital gain).
  • Tidak ada jaminan dari LPS.

Kalau kamu mau return lebih besar tapi tetap aman, ini bisa jadi pilihan menarik.

SBN Retail (Surat Berharga Negara)

Jenis:

  • ORI & SR (kupon tetap).
  • SBR & ST (floating with floor).

Kelebihan:

  • Dijamin negara, sangat aman.
  • Kupon dibayarkan bulanan.

Kekurangan:

  • Gak bisa dibeli kapan saja, hanya saat masa penawaran.
  • Potensi fluktuasi harga kalau dijual sebelum jatuh tempo.

Misalnya, ORI24 menawarkan imbal hasil 6,1% (bersih 5,49%). Cocok untuk investor konservatif.

Obligasi FR (Fixed Rate)

Kelebihan:

  • Dijamin negara dan bisa memberikan return hingga 7%.
  • Likuid, bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.

Kekurangan:

  • Fluktuasi harga tinggi, gak cocok buat yang anti risiko.
  • Kupon dibayarkan setiap 6 bulan.

Kalau kamu punya waktu untuk memantau pasar, obligasi FR bisa memberikan return lebih besar.

Reksa Dana Pendapatan Tetap

Kelebihan:

  • Tidak perlu reinvestasi kupon, manajer investasi akan melakukannya untuk kamu.
  • Cocok buat yang mau investasi tanpa ribet.

Kekurangan:

  • Fluktuasi harga tinggi, bisa rugi saat pencairan.
  • Tidak dijamin LPS.

Ada dua tipe:

  1. Obligasi negara: Stabil, tapi tetap bisa turun saat suku bunga naik.
  2. Obligasi korporasi: Return lebih tinggi, tapi risiko juga lebih besar.

Reksa Dana Terproteksi

Kelebihan:

  • Imbal hasil stabil, karena obligasi korporasi dipegang hingga jatuh tempo.

Kekurangan:

  • Nama “terproteksi” bisa menyesatkan, karena gak ada jaminan kalau obligasi gagal bayar.
  • Tidak likuid, harus dipegang hingga jatuh tempo.

Hati-hati memilih produk ini, pastikan manajer investasi dan obligasinya punya reputasi baik.

EBA Retail (Efek Beragun Aset)

Kelebihan:

  • Imbal hasil berasal dari cicilan KPR, jadi stabil.

Kekurangan:

  • Tergantung kondisi pasar properti.
  • Tidak ada jaminan dari LPS.

Kalau pasar properti sedang lesu, risiko gagal bayar KPR bisa meningkat.

P2P Lending

Kelebihan:

  • Potensi return tinggi, bisa hingga dua digit.
  • Memberi akses pendanaan langsung ke UMKM.

Kekurangan:

  • Risiko gagal bayar tinggi.
  • Tidak likuid, dana sulit dicairkan kalau ada masalah.

P2P Lending cocok untuk investor risiko tinggi.

Deposito BPR

Kelebihan:

  • Suku bunga tinggi, hingga 6,75% per tahun.
  • Dijamin LPS (max Rp2 M/bank).

Kekurangan:

  • Akses terbatas, harus cari BPR terdekat.

Kabar baiknya, sekarang ada aplikasi Deposito BPR yang mempermudah proses investasi ini. Kamu bisa pilih produk deposito dari lebih dari 200 BPR di seluruh Indonesia, mulai dari Rp1 juta saja.

Rekomendasi untuk Pemula

  • Kalau kamu konservatif, pilih Deposito BPR atau SBN Retail untuk keamanan dan return yang stabil.
  • Kalau mau return lebih besar, coba Reksa Dana Pendapatan Tetap atau Obligasi FR, tapi siap hadapi fluktuasi harga.
  • Hindari P2P Lending jika kamu gak siap menghadapi risiko gagal bayar.

Setiap instrumen fixed income punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihlah sesuai tujuan investasi dan risiko kamu. Semoga artikel ini membantu kamu dalam memilih investasi fixed income yang tepat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *