Banyak orang salah kaprah, menganggap probation itu sekadar formalitas. Padahal menurut Dr. Michael Watkins, profesor Harvard sekaligus penulis buku The First 90 Days, momen 100 hari pertama kerja akan mendefinisikan karier untuk tahun-tahun berikutnya. Kalau salah langkah di periode ini, trust dari bos dan kolega bisa hilang.
Jebakan Karyawan Baru: Overconfidence dan Ekspektasi Tak Realistis
Pernah merasa “gue udah jago di kantor lama, pasti bisa sukses juga di kantor baru”? Itu jebakan. Culture tiap perusahaan berbeda. Di tempat lama, mungkin hasil kerja yang dihargai. Di tempat baru, bisa jadi gaya komunikasi, presentasi, atau cara berkolaborasi lebih menentukan. Membawa cara lama tanpa adaptasi justru bikin kolega kehilangan respek.
Framework Harvard: Onboarding Checklist yang Menyelamatkan
Watkins menyarankan karyawan baru bikin checklist sederhana:
- Identify cultural norms → Apakah perusahaan lebih result-oriented atau process-oriented?
- Ask the right questions → tentang masa lalu, kondisi sekarang, dan target masa depan.
- Negotiate success metrics → pastikan ekspektasi jelas dari bos sejak awal.
Checklist ini ibarat GPS supaya nggak nyasar dalam hutan budaya kantor yang asing.
Belajar Sistematis: Jangan Kaget Informasi Overload
Hari-hari awal sering bikin kepala penuh. Semua orang kasih informasi, semua proyek terasa urgent. Solusi Harvard adalah bikin learning agenda. Fokus hanya pada 2–3 hal paling penting yang diminta bos. Ingat, probation bukan waktunya sok multitasking. Lebih baik deliver kecil tapi sesuai ekspektasi daripada gagal di banyak hal.
Early Wins: Menang Kecil, Dampak Besar
Kesalahan banyak karyawan baru adalah hanya fokus menyenangkan bos. Padahal, penilaian probation juga datang dari kolega dan tim. Early win bisa berupa hal sederhana: bantu rekan kerja presentasi, bikin alur kerja lebih efisien, atau tunjukin inisiatif kecil. Kemenangan kecil inilah yang membangun momentum kepercayaan.
Dari Bahasa Inggris Pas-Pasan ke Promosi Tahunan
Masuk kerja di organisasi global dengan bahasa Inggris pas-pasan. Bukan skill bahasa yang bikin bertahan, tapi clarity. Sejak awal berani nanya apa yang sebenarnya diharapkan bos. Bikin milestone 30–60–90 hari yang jelas, setujuin bareng bos, dan eksekusi. Hasilnya? Hampir tiap tahun dapat promosi.
Strategi Probation: Underpromise, Overdeliver
Prinsip emas selama probation: janji secukupnya, realisasikan lebih banyak. Daripada overpromise lalu gagal, lebih baik kasih kejutan positif. Ini bukan cuma bikin bos senang, tapi juga membangun reputasi bahwa kamu bisa diandalkan.
Lulus Probation Bukan Soal Skill, Tapi Adaptasi
Empat langkah inti metode Harvard untuk sukses probation adalah:
- Hindari jebakan mindset lama.
- Kenali budaya kantor baru.
- Belajar sistematis dengan fokus.
- Amankan early wins untuk bangun trust.
Probation bukan ujian teknis semata, tapi tentang bagaimana kamu bisa cepat jadi bagian dari ekosistem kantor baru. Kalau berhasil, bukan cuma lolos probation, tapi juga membuka jalan promosi dan karier jangka panjang.






