Debt collector sering jadi momok bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang memiliki utang di lembaga keuangan. Salah satu metode paling umum yang mereka gunakan adalah menelepon berulang kali, sering kali tanpa kenal waktu dan situasi.
Bagi sebagian orang, ini adalah bentuk teror psikologis yang sangat mengganggu. Artikel ini akan mengupas penyebab debt collector bertindak seperti ini, contoh kasus nyata, dampaknya bagi korban, solusi yang bisa dilakukan, serta pandangan dari ahli.
Kenapa Debt Collector Sering Menelepon?
Menagih Utang yang Menunggak
Debt collector biasanya dipekerjakan oleh lembaga keuangan, seperti bank atau perusahaan pinjaman online (pinjol), untuk menagih utang yang sudah melewati batas jatuh tempo.
Tekanan Target dan Bonus
Banyak debt collector bekerja berdasarkan target. Jika berhasil menagih, mereka mendapatkan komisi atau bonus tambahan, sehingga mereka sering menggunakan berbagai cara, termasuk menelepon terus-menerus, agar target tercapai.
Minimnya Regulasi yang Ketat
Meski ada aturan yang mengatur cara penagihan, banyak debt collector yang tidak mematuhinya. Akibatnya, mereka sering bertindak di luar batas.
Memanfaatkan Psikologis Korban
Dengan telepon terus-menerus, debt collector mencoba menciptakan rasa bersalah atau tekanan emosional pada korban agar segera membayar utang.
Kasus Telepon Debt Collector Tengah Malam
Seorang ibu rumah tangga di Jakarta mengaku menerima lebih dari 30 panggilan sehari dari debt collector sebuah perusahaan pinjaman online. Panggilan tersebut bahkan dilakukan di tengah malam, membuatnya tidak bisa tidur nyenyak.
Penggunaan Kontak Darurat
Seorang pekerja kantoran di Bandung mendapatkan telepon dari debt collector, padahal dia bukan peminjam. Rupanya, namanya dicantumkan sebagai kontak darurat oleh salah satu temannya yang meminjam uang.
Ancaman lewat Telepon
Di Surabaya, seorang mahasiswa yang meminjam uang di aplikasi pinjol dilaporkan mendapatkan ancaman verbal dari debt collector yang menelepon terus-menerus. Hal ini membuatnya takut dan stres.
Dampak Telepon Debt Collector yang Berlebihan
Stres Psikologis
Telepon berulang kali, terutama dengan nada kasar atau ancaman, bisa menyebabkan stres berat, kecemasan, dan bahkan depresi.
Gangguan Kehidupan Sehari-hari
Korban sering merasa terganggu dalam aktivitas sehari-hari, seperti bekerja atau beristirahat, karena panggilan yang tidak henti-hentinya.
Hubungan Sosial Terganggu
Jika debt collector juga menelepon kontak darurat atau keluarga korban, hubungan sosial bisa menjadi tegang atau rusak.
Ketakutan Berlebihan
Ancaman yang dilakukan lewat telepon dapat membuat korban takut untuk keluar rumah atau berkomunikasi dengan orang lain.
Solusi untuk Mengatasi Gangguan Debt Collector
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada aturan yang mengatur penagihan utang. Debt collector dilarang menggunakan ancaman atau cara yang melanggar hukum.
Blokir Nomor Debt Collector
Jika panggilan sudah sangat mengganggu, blokir nomor telepon mereka. Meski ini bukan solusi jangka panjang, setidaknya bisa mengurangi gangguan sementara.
Ajukan Komplain ke OJK atau AFPI
Jika debt collector berasal dari pinjaman online, Anda bisa melaporkannya ke OJK atau AFPI. Mereka memiliki mekanisme pengawasan terhadap perusahaan pinjaman online.
Bernegosiasi dengan Perusahaan
Hubungi langsung pihak kreditur atau perusahaan keuangan untuk menjelaskan situasi Anda. Minta keringanan pembayaran atau pengaturan ulang jadwal pembayaran.
Pertimbangkan Bantuan Hukum
Jika gangguan sudah di luar batas, seperti ancaman kekerasan, Anda bisa melaporkan kasus ini ke polisi atau mencari bantuan dari pengacara.
Menurut psikolog, gangguan dari debt collector dapat berdampak serius pada kesehatan mental seseorang. Telepon terus-menerus ini adalah bentuk pelecehan psikologis yang dapat menyebabkan stres kronis. Korban perlu segera mencari bantuan jika merasa tidak mampu mengatasinya.
Sementara itu seorang pakar hukum menegaskan bahwa tindakan debt collector sering melanggar aturan. Debt collector tidak berhak mengancam atau mengganggu kenyamanan debitur. Jika ini terjadi, korban bisa melaporkan pelaku ke pihak berwajib.
Langkah Hukum untuk Korban Gangguan Debt Collector
Simpan semua bukti berupa rekaman telepon, pesan teks, atau screenshot percakapan yang menunjukkan gangguan atau ancaman dari debt collector.
Laporkan ke Polisi
Jika terdapat unsur ancaman atau pelecehan, laporkan tindakan tersebut ke pihak kepolisian.
Hubungi OJK
Laporkan perusahaan yang menggunakan jasa debt collector yang melanggar aturan.
Minta Pendampingan Hukum
Konsultasikan masalah ini dengan pengacara atau lembaga bantuan hukum untuk memastikan hak Anda terlindungi.
Gangguan dari debt collector yang menelepon terus-menerus adalah masalah serius yang harus segera ditangani. Sebagai debitur, penting untuk mengetahui hak-hak Anda dan melindungi diri dari tindakan yang merugikan. Selain itu, regulasi yang lebih tegas dari pihak berwenang diperlukan untuk menekan praktik debt collection yang melanggar aturan.
Jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa tidak mampu menghadapi tekanan ini sendirian. Hak Anda sebagai debitur dilindungi oleh hukum, jadi pastikan untuk memperjuangkannya!