Siapa sih yang belum pernah ngalamin susah tidur? Kadang baru rebahan bentar, pikiran udah ke mana-mana—dari kerjaan numpuk, sampai malu sendiri mikirin hal konyol yang pernah kejadian bertahun-tahun lalu. Tapi kalau hal-hal kayak gitu terus-menerus terjadi, bisa jadi bukan cuma soal overthinking biasa. Bisa aja ada gangguan tidur yang gak disadari. Yuk, kenali lebih jauh berbagai jenis gangguan tidur yang bisa bikin kualitas hidup jadi amburadul!
Insomnia: Tidur Jadi Tantangan Harian
Tidur harusnya jadi waktu istirahat, tapi buat penderita insomnia, kasur justru jadi tempat gelisah. Entah karena cemas, stres, atau tanpa alasan jelas, mata tetap melek meski badan udah lelah. Akibatnya, besok paginya jadi gampang marah, susah fokus, dan semangat kerja pun drop.
Hypersomnia: Sudah Tidur Lama, Masih Lemas
Kebalikan dari insomnia, hypersomnia bikin orang merasa ngantuk terus, bahkan setelah tidur cukup. Tidur siang? Sudah. Minum kopi? Tetap ngantuk. Badan rasanya kayak gak pernah benar-benar “bangun”. Ini bisa sangat ganggu aktivitas sehari-hari.
Narcolepsy: Ketiduran Mendadak Tanpa Kendali
Bayangin lagi ngobrol atau ketawa, tiba-tiba ketiduran. Itulah narcolepsy. Kondisi ini disertai dengan cataplexy, yaitu otot tiba-tiba lemas karena emosi kuat. Beberapa orang juga ngalamin halusinasi saat setengah tidur dan lumpuh sesaat waktu bangun.
Sleep Apnea: Tidur Tapi Napas Tersendat-sendat
Kalau dengkuran keras disertai dengan napas terhenti tiba-tiba saat tidur, bisa jadi sleep apnea. Disebabkan saluran tertutup karena tenggorokan rileks. Gejala lainnya termasuk terbangun dengan rasa tercekik atau sesak napas.
Restless Leg Syndrome: Kaki Gatal yang Gak Terlihat
Rasa gak nyaman di kaki yang bikin pengen terus gerak, terutama pas mau tidur. Itulah RLS. Sensasinya bisa kayak kesemutan, geli, atau terbakar. Tidur pun jadi terganggu karena gerak kaki yang gak bisa dikendalikan.
Periodic Limb Movement
Mirip RLS, tapi bedanya gerakan ini muncul tanpa disadari saat sudah tidur lelap. Biasanya berupa kedutan ritmis yang bisa terjadi puluhan kali dalam semalam. Efeknya? Tidur jadi gak nyenyak dan bangun dengan badan lemas.
Hypnic Jerk: Kejutan Saat Baru Mau Tidur
Pernah merasa kayak jatuh pas lagi mau tidur terus tiba-tiba kejut? Nah, itu namanya hypnic jerk. Biasanya muncul saat badan mulai rileks total, tapi otak masih setengah sadar.
Bruxism: Gigi Bergesekan Tanpa Sadar
Ngesot gigi saat tidur bisa merusak enamel, bikin rahang nyeri, sampai sakit kepala. Sayangnya, kebanyakan orang gak sadar melakukannya sampai orang lain yang bilang atau pas kontrol ke dokter gigi.
Catathrenia: Mengeluh Saat Tidur
Berbeda dari ngorok biasa, catathrenia muncul saat hembusan napas—terdengar seperti erangan atau suara mengeluh pelan. Gak berbahaya, tapi bisa ganggu orang sekamar.
Bedwetting: Ngompol di Usia Tak Lagi Balita
Biasanya dialami anak-anak, tapi kadang juga terjadi di remaja bahkan dewasa. Bisa disebabkan faktor emosional, genetika, atau gangguan medis tertentu.
Nocturia: Sering Bangun Buat Pipis
Kalau sering banget terbangun malam hanya untuk ke kamar mandi, bisa jadi nocturia. Penyebabnya bisa karena minum terlalu banyak sebelum tidur, infeksi saluran kencing, atau kondisi medis seperti diabetes.
Exploding Head Syndrome: Suara Ledakan yang Gak Nyata
Meski namanya menyeramkan, gangguan ini hanya berupa sensasi mendengar suara keras seperti ledakan saat akan tidur atau bangun. Gak berbahaya, tapi bikin kaget dan cemas.
Sleep Terror: Mimpi Buruk yang Ekstrem
Beda dari mimpi buruk biasa, sleep terror sering membuat orang terbangun dengan jeritan, jantung berdebar, dan napas cepat. Tapi anehnya, setelah bangun, biasanya gak ingat apa-apa.
REM Behavior Disorder: Bertindak Sesuai Mimpi
Normalnya, tubuh akan lumpuh sementara saat mimpi. Tapi pada gangguan ini, orang bisa bergerak mengikuti mimpi—berteriak, menendang, bahkan bangun dan berjalan.
Sleepwalking: Jalan-jalan Saat Tidur
Bukan sekadar bangun duduk, tapi bisa sampai berpakaian, makan, bahkan keluar rumah. Semua dilakukan dalam kondisi masih tidur. Kebanyakan gak ingat apa-apa keesokan harinya.
Sleep Talking: Ngomong Sendiri Saat Tidur
Mulai dari gumaman gak jelas sampai percakapan lengkap, semuanya terjadi saat tidur. Biasanya gak bahaya, tapi bisa bikin penasaran isi mimpi seseorang.
Sexomnia: Aktivitas Seksual Saat Tidur
Gangguan melakukan aktivitas tanpa sadar. Bisa berupa sentuhan, suara, hingga hubungan seksual. Cenderung terjadi saat tidur dalam fase non-REM.
Sleeping Sickness: Tidur Karena Gigitan Lalat Tse-Tse
Penyakit tidur ini disebabkan oleh parasit dari gigitan lalat tse-tse, biasanya ditemukan di Afrika Sub-Sahara. Kalau gak ditangani, bisa berakibat fatal.
Sleep Paralysis: Badan Gak Bisa Gerak Saat Bangun atau Tidur
Sensasi paling seram yang sering diceritakan: badan gak bisa digerakkan, dada terasa berat, bahkan muncul halusinasi menyeramkan. Untungnya, hanya beberapa detik.
Delayed Sleep Phase Disorder: Tidur Kesiangan Bangun Kesiangan
Gangguan susah tidur cepat dan bangun siang. Cocok disebut “jam biologis ngaret”. Susah bangun pagi padahal bukan niat.
Advanced Sleep Phase Disorder: Tidur Terlalu Cepat Bangun Kepagian
Kebalikan dari DSPS, kondisi ini bikin orang gampang ngantuk sore dan bangun dini hari tanpa alarm. Kadang bikin kesepian karena semua orang masih tidur saat dia sudah segar bugar.
Non-24-Hour Sleep-Wake Disorder: Jam Tidur Meleset Terus
Biasa dialami orang dengan gangguan penglihatan total. Mereka gak bisa sinkron dengan jam 24 jam, jadi pola tidur dan bangunnya terus bergeser setiap hari.
Shift Work Sleep Disorder
Pekerja malam, tenaga medis, atau operator pabrik biasanya rentan gangguan ini karena harus tidur di waktu yang gak sesuai ritme alami tubuh. Akhirnya tidur jadi kacau dan tubuh gampang drop.
Jet Lag: Tubuh Gagal Menyesuaikan Zona Waktu
Terbang lintas benua memang menyenangkan, tapi efek jet lag bisa bikin tubuh bingung. Susah tidur di malam hari, ngantuk siang-siang, dan pencernaan pun bisa ikutan rusak.
Tidur bukan cuma soal jumlah jam, tapi kualitas dan kenyamanan saat menjalaninya. Kalau kamu merasa tidurmu gak nyenyak atau sering ngalamin gejala aneh seperti di atas, gak ada salahnya konsultasi ke dokter atau psikolog. Jangan tunggu sampai tubuh memberi alarm keras. Istirahat cukup itu kebutuhan.






