Banyak yang mengira bahwa spaghetti dan pasta adalah dua hal yang berbeda, padahal spaghetti hanyalah salah satu bentuk dari pasta itu sendiri. Pasta hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran, masing-masing dirancang untuk memberikan pengalaman makan yang unik. Dari spaghetti yang panjang dan lurus hingga penne yang berbentuk tabung miring, setiap jenis pasta memiliki kegunaan tersendiri dalam berbagai hidangan.
Dengan konsumsi global yang mencapai lebih dari 16 juta ton per tahun, pasta menjadi makanan favorit di banyak negara, termasuk Italia, Amerika Serikat, dan Brasil. Selain karena rasanya yang lezat, pasta juga terkenal karena fleksibilitasnya yang bisa dikombinasikan dengan berbagai saus, daging, dan sayuran. Namun, tahukah bagaimana pasta kering diproduksi dalam skala besar?
Pemilihan dan Persiapan Bahan Baku Pasta
Proses pembuatan pasta kering dimulai dari pemilihan bahan baku utama, yaitu tepung semolina yang berasal dari gandum durum berkualitas tinggi. Semolina memiliki kadar protein tinggi yang membuat tekstur pasta menjadi kenyal dan tidak mudah hancur saat dimasak. Selain tepung semolina, air bersih yang telah melalui proses penyaringan juga menjadi bahan penting dalam adonan pasta.
Tepung semolina yang datang dengan truk tangki akan dipindahkan ke dalam silo penyimpanan menggunakan pipa bertekanan udara. Proses ini memastikan bahan tetap higienis dan terhindar dari kontaminasi sebelum diolah lebih lanjut.
Pencampuran dan Pembentukan Adonan
Setelah bahan siap, tepung semolina dialirkan ke mesin pencampur horizontal yang akan menggabungkannya dengan air dalam takaran yang tepat. Umumnya, setiap 100 kg semolina dicampur dengan 30 liter air. Mesin pencampur ini dilengkapi dengan pisau spiral yang memastikan adonan tercampur secara merata.
Jika pasta yang diproduksi memiliki warna atau rasa khusus, bahan tambahan alami dapat dimasukkan pada tahap ini. Namun, untuk pasta klasik seperti spaghetti atau penne, hanya tepung semolina dan air yang digunakan. Setelah adonan terbentuk, tahap berikutnya adalah pencetakan menggunakan mesin ekstruder.
Pencetakan Pasta dengan Mesin Ekstruder
Mesin ekstruder bertekanan tinggi akan mendorong adonan melalui cetakan logam khusus yang disebut dies. Cetakan ini menentukan bentuk akhir pasta, seperti:
- Spaghetti – panjang dan lurus
- Fusilli – spiral yang dapat menahan lebih banyak saus
- Penne – tabung miring yang cocok untuk saus kental
- Farfalle – berbentuk kupu-kupu yang sering digunakan dalam salad pasta
- Rigatoni – tabung besar yang pas untuk hidangan bertekstur kaya
- Macaroni – tabung kecil yang populer dalam hidangan seperti mac and cheese
Mesin ekstruder di pabrik modern mampu memproduksi hingga 3 ton pasta per jam, dengan sistem pemantauan otomatis untuk memastikan kualitas bentuk dan tekstur setiap potongan.
Proses Pengeringan: Kunci Daya Tahan Pasta Kering
Setelah dicetak, pasta masih dalam kondisi basah dan harus dikeringkan agar tahan lama. Pasta yang masih mentah ini dialirkan ke ruang pengeringan melalui konveyor bertingkat. Proses pengeringan berlangsung dalam suhu yang dikontrol antara 60 hingga 85 derajat Celsius selama 8 hingga 12 jam, tergantung jenis dan ketebalan pasta.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air hingga di bawah 12%, sehingga pasta tidak mudah rusak dan bisa bertahan lama tanpa mengurangi kualitas rasa dan teksturnya. Sistem otomatis berbasis Programmable Logic Controller (PLC) digunakan untuk mengontrol suhu, kelembaban, dan durasi pengeringan agar hasilnya selalu konsisten.
Pemeriksaan Kualitas dan Pengemasan
Setelah pasta kering, produk akan melewati tahap pemeriksaan kualitas menggunakan sistem inspeksi visual dan laser. Setiap pasta yang tidak memenuhi standar akan dipisahkan agar tidak masuk ke tahap berikutnya.
Pasta yang lolos inspeksi langsung diarahkan ke lini pengemasan otomatis. Mesin pengemas membagi pasta ke dalam berbagai ukuran, seperti 500 gram atau 1 kg, lalu memasukkannya ke dalam kemasan kedap udara. Kemasan ini berfungsi melindungi pasta dari kelembaban dan menjaga kualitasnya hingga sampai ke tangan konsumen. Mesin ini mampu mengemas hingga 120 bungkus pasta per menit.
Distribusi dan Skala Produksi
Setelah dikemas, pasta siap dikirim ke berbagai pasar di seluruh dunia. Pabrik modern memanfaatkan teknologi canggih untuk memastikan produksi berjalan cepat dan efisien. Dalam satu hari, sebuah pabrik besar bisa menghasilkan hingga 72 ton pasta kering.
Selain itu, teknologi yang digunakan dalam proses produksi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Sisa tepung yang jatuh selama proses pencampuran dapat didaur ulang untuk digunakan kembali dalam produksi berikutnya, mengurangi limbah seminimal mungkin.
Dibalik kesederhanaannya, produksi pasta kering melibatkan proses yang kompleks dan teknologi mutakhir. Dari pemilihan bahan baku, pencampuran, pencetakan, hingga pengeringan dan pengemasan, setiap tahap diawasi dengan ketat untuk memastikan kualitas terbaik.
Daftar Merek Pasta di Indonesia
- Bertolli
- Eataly
- Rustichella d’Abruzzo
- Giuseppe Cocco
- La Molisana
- San Giorgio
- La Pasta di Gragnano
- Divella
- Gallo
- Vera Pasta
- Barilla
- Rummo
- Indomie
- Panzani
- San Remo
- Gragnano
- Cipriani
- Ligo
- Colavita
- De Cecco
- Totti
- Mie Sedaap
- ABC
Dengan fleksibilitas dalam penyajian dan daya tahannya yang lama, tak heran jika pasta terus menjadi makanan favorit di seluruh dunia. Baik sebagai hidangan sederhana di rumah maupun sajian mewah di restoran, pasta selalu punya tempat di meja makan.






