Gengsi Cari Uang Harus Mulai dari Bawah?

Edukasi6 Views

Padahal, skill yang dimiliki belum tentu seberapa, tapi pengennya kerja yang keren dan langsung dapet posisi mapan. Ironisnya, banyak dari mereka justru lebih milih nganggur daripada mulai dari nol. Kenapa bisa gitu?

Salah satu akar masalahnya adalah cara kita ngelihat pekerjaan. Dari kecil, kita udah didoktrin untuk ngejar kerjaan yang prestisius. Kerja di tempat biasa dianggap gagal. Padahal kerja ya kerja, selama halal dan bisa berkembang, kenapa harus malu?

Media sosial juga punya andil besar dalam membentuk ekspektasi palsu soal dunia kerja. Feed penuh sama orang yang keliatannya sukses dalam waktu singkat. Baru mulai usaha udah pamer omzet gede. Jadinya, banyak orang keburu pengen sukses instan tanpa ngerti proses panjang di baliknya. Mereka lupa, pencapaian itu bukan sulap.

Ada juga yang terlalu fokus sama passion. “Aku maunya kerja sesuai minat.” Masalahnya, mereka sering lupa bahwa untuk bisa hidup dari passion, harus ada value ekonomi yang dibangun dulu. Passion tanpa skill yang bisa dijual cuma akan bikin kita jalan di tempat.

Masalah pendidikan juga enggak kalah penting. Banyak orang lulus kuliah tapi bingung cari kerja. Bukan karena mereka malas, tapi karena ilmu yang didapat di kampus enggak selalu nyambung sama kebutuhan pasar. Kurangnya pengalaman praktis bikin mereka minder, dan akhirnya ngerasa enggak layak buat posisi tertentu.

Sementara itu, perusahaan butuh orang yang siap pakai. Mereka enggak cuma nyari gelar, tapi orang yang bisa kasih hasil nyata.

Jawabannya simpel: gengsi. Rasa malu dianggap gagal bikin banyak orang enggan ambil kerjaan yang dianggap “rendahan”. Padahal, justru dari situ kita bisa belajar, tumbuh, dan naikin value diri sendiri.

Fakta lainnya, banyak yang belum sadar betapa pentingnya kontribusi nyata dibanding status. Dunia kerja enggak nanya kamu lulusan mana, tapi bisa apa. Kalau belum bisa apa-apa, ya wajar harus mulai dari bawah dulu. Sayangnya, banyak yang lebih milih nunggu ketimbang belajar.

Hal kayak gini juga enggak lepas dari pengaruh pola asuh dan budaya kita sendiri. Orang tua seringkali punya harapan besar.

Akhirnya, muncul generasi yang terjebak dalam ekspektasi tinggi tapi enggak punya persiapan nyata. Mereka merasa layak, tapi belum punya daya jual. Mereka menunggu kesempatan emas, tapi lupa nyiapin mental dan kemampuan buat nerima kesempatan itu kalau datang.

Jadi, kalau masih ngerasa bingung dan belum dapet kerjaan impian, mungkin saatnya turun ke dunia nyata. Gengsi enggak akan ngasih penghasilan. Proses dan pengalaman yang justru bakal ngebentuk siapa kita dan seberapa besar nilai kita di mata dunia kerja.

Mulai dari bawah bukan berarti gagal. Justru itu cara terbaik buat bangun pondasi yang kuat. Jangan nungguin pekerjaan yang layak buat kita. Lebih baik jadi orang yang layak untuk pekerjaan apapun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *