Banyak investor punya mimpi buat bisa hidup dari dividen. Nggak perlu kerja kantoran lagi, cukup duduk manis dan tiap bulan uang mengalir ke rekening. Tapi pertanyaannya, dari ratusan emiten yang ada di pasar saham Indonesia, mana sih yang bener-bener rutin bagi dividen dan jumlahnya nggak main-main?
Kali ini, bahasannya fokus ke 20 emiten yang termasuk paling rajin dan royal dalam hal bagi-bagi dividen. Bahkan, ada yang sampai punya dividend yield belasan hingga puluhan persen!
Kondisi Pasar Lagi Lesu, Tapi Ada Peluang
Sebelum masuk ke daftar emiten, penting juga buat lihat dulu kondisi pasar. Selama 2025, IHSG turun 9%. Penyebabnya banyak. Mulai dari ketidakpastian global, efek tarif dari Presiden AS, hingga kondisi dalam negeri seperti melemahnya daya beli, banyaknya PHK, dan defisit APBN.
Tapi justru saat IHSG lesu begini, bisa jadi momen bagus buat beli saham-saham yang rajin kasih dividen. Karena harga saham yang turun berarti potensi yield-nya makin menarik.
Daftar Emiten Raja Dividen
Nah, ini dia beberapa nama yang masuk jajaran top dalam hal dividen:
Sektor Batubara & Energi
- ITMG – Yield 12,18%, dividen terakhir Rp2.975/saham
- ADRO – Tahun lalu special dividend sampai 95%, Rp3.670/saham. Tapi tahun ini kemungkinan besar nggak akan sebesar itu lagi
- GEMS – 16,1%
- HEXA – 17,4%
- BSSR – 17%
- MCOL – 11%
- PTBA – 14,7%
Sektor Konsumer & Lain-lain
- MLBI – 10%
- ASI (Astra International) – 10,8%
- DUTI – 11,7%
- MERK – 9,4%
- TGKA – 5,2%
- FISH – 3,3%
Sektor Keuangan & Perbankan
- UNTR – 9,9%
- Bank Mandiri (BMRI) – 9,9%
- BNI (BBNI) – 8,3%
- BRI (BBRI) – 9,4%
- BRAM – 7%
- RDTX – 4,15%
Dari semua nama itu, sektor batubara memang paling mendominasi. Selain rutin kasih dividen, yield-nya juga tergolong tinggi banget.
Mau Hidup Setara UMP Jakarta dari Dividen? Ini Hitung-Hitungannya
Anggap aja targetnya adalah bisa hidup dengan penghasilan setara UMP Jakarta—kurang lebih Rp5 juta per bulan, atau Rp60 juta per tahun.
Pertanyaannya: berapa besar modal yang dibutuhkan kalau mau dapet dividen Rp60 juta per tahun?
Beberapa contohnya:
- ADRO (tahun lalu): Tapi ini karena special dividend, jadi jangan dijadikan patokan tahun ini.
- ITMG: Butuh sekitar Rp492 juta
- UNTR: Sekitar Rp606 juta
- BSSR: Rp351 juta
- MLBI: Rp594 juta
- MCOL: Rp544 juta
- Astra International: Rp553 juta
- BRI: Rp638 juta
- BNI: Rp720 juta
- Bank Mandiri: Rp606 juta
- FISH: Rp1,8 miliar (karena yield-nya kecil)
Jadi, dari perhitungan kasar, kalau mengincar dividen Rp60 juta per tahun, rata-rata butuh modal ratusan juta—tergantung dari saham yang dipilih.
Mana yang Lebih Menarik: Batubara atau Perbankan?
Kalau ngincer yield besar, sektor batubara masih unggul jauh dibanding perbankan. Tapi tetap ada risiko juga, karena sektor ini sangat tergantung pada harga komoditas global. Sedangkan bank cenderung lebih stabil, meskipun hasil dividen-nya nggak sebesar batubara.
Dividen Bisa Jadi Sumber Penghasilan Pasif, Tapi…
Investasi buat dapetin penghasilan dari dividen itu memungkinkan, tapi tetap perlu strategi dan pemahaman. Jangan asal beli saham. Harus dipertimbangkan konsistensi kestabilan dan prospek jangka panjang bisnisnya.
Dan satu hal penting: hasil di masa lalu bukan jaminan untuk masa depan. Jadi, pastikan tetap analisa ulang sebelum beli, jangan cuma ikut-ikutan karena angka dividen tahun sebelumnya menggiurkan. Investasi bukan cuma soal cuan, tapi juga soal strategi dan kesabaran.
