Obligasi mendadak jadi bahan obrolan di mana-mana. Mulai dari berita jatuhnya bank besar seperti Silicon Valley Bank karena harga obligasi yang turun, sampai pernyataan kontroversial influencer yang bilang obligasi adalah instrumen investasi “untuk orang bodoh.”
Belum lagi kehadiran obligasi FR yang bisa dibeli di aplikasi mulai dari Rp1 juta bikin instrumen ini makin populer. Nah, di sini kita bakal bahas: pilih mana, reksadana obligasi, SBN ritel, atau obligasi FR? Yuk, kita kupas satu per satu!
Reksadana Obligasi
Reksadana obligasi itu cocok buat kamu yang baru mulai investasi dengan modal kecil, mulai dari Rp100 ribu saja. Sistemnya sederhana: uang kamu dikelola oleh manajer investasi, dan mereka yang memilih obligasi yang dianggap menguntungkan. Contohnya, ada reksadana indeks obligasi seperti ABF Indonesia Bond Index Fund di aplikasi.
Kelebihan:
- Modal awal kecil, cocok buat pemula.
- Sudah terdiversifikasi, jadi risiko tersebar.
Kekurangan:
- Ada biaya manajemen yang memotong keuntungan.
- Pencairan dana butuh waktu (bisa sampai 7 hari kerja).
- Nggak ada arus kas bulanan (seperti bunga obligasi), hanya mengandalkan kenaikan nilai aset.
SBN Ritel
SBN (Surat Berharga Negara) ritel adalah instrumen yang bikin kamu seakan-akan meminjamkan uang ke negara. Tenornya pendek, biasanya 2–5 tahun, dan kuponnya cair setiap bulan, cocok buat kamu yang cari passive income. Beberapa jenis SBN ritel meliputi ORI, SR (sukuk ritel), SBR (saving bond ritel), dan ST (sukuk tabungan).
Kelebihan:
- Kupon tetap tiap bulan, bikin pemasukan rutin.
- Fitur floating with floor untuk SBR dan ST: kalau suku bunga naik, imbal hasil ikut naik.
- Ada opsi pencairan sebagian lewat fitur early redemption.
Kekurangan:
- Hanya bisa dibeli saat penawaran terbuka (tidak setiap saat tersedia).
Obligasi FR (Fixed Rate)
Ini adalah obligasi negara yang sudah lewat masa IPO dan diperdagangkan di pasar sekunder. Keunggulannya, bisa dibeli kapan saja dengan modal minimal Rp1 juta di aplikasi.
Kelebihan:
- Bisa dibeli kapan saja, likuiditas tinggi.
- Variasi tenor banyak.
Kekurangan:
- Kupon dibayarkan setiap 6 bulan, bukan tiap bulan.
- Kalau dijual dalam jangka pendek, keuntungan bisa kalah sama selisih harga (spread).
Mana yang Cocok Buat Kamu?
- Reksadana obligasi pas buat kamu yang mau praktis dan baru mulai dengan dana minim.
- SBN ritel cocok untuk yang cari penghasilan bulanan dari kupon dan nggak masalah dengan tenor pendek-menengah.
- Obligasi FR adalah pilihan buat kamu yang siap investasi jangka panjang dengan imbal hasil yang tinggi dan stabil.
Misalnya, kalau kamu mau investasi syariah dengan kupon fleksibel, ada ST10. Kuponnya mencapai 6,25–6,4% dan cocok di tengah tren kenaikan suku bunga. Tapi ingat, karena ini SBN ritel, kuotanya bisa cepat habis!
Jadi, sudah tahu mau pilih yang mana? Kalau belum punya aplikasi obligasi, bisa mulai download sekarang dan gunakan kode referal dari temanmu. Happy investing!