Sering bingung mau pilih saham atau reksa dana? Kedua pilihan ini sama-sama punya keunggulan yang menarik, tapi beda strategi dan hasilnya.
Reksa dana saham, terutama reksa dana indeks, memungkinkan kita berinvestasi di pasar saham dengan cara yang lebih simpel dan terdiversifikasi.
Di sisi lain, investasi langsung di saham individual bisa menghasilkan keuntungan lebih besar—tentu jika kita bisa memilih saham yang tepat. Navsia akan bahas alasan-alasan memilih antara saham atau reksa dana, tips investasi, dan cara memulainya.
Saham vs. Reksa Dana: Cocok yang Mana?
Memilih antara investasi di saham langsung atau reksa dana indeks tergantung pada profil risiko dan waktu yang kita miliki. Berikut perbandingan singkatnya:
Reksa Dana Indeks: Cocok untuk investor yang ingin investasi pasif, puas dengan return yang mengikuti rata-rata pasar, sekitar 10% per tahun, serta yang tidak memiliki banyak waktu untuk riset dan menganalisis saham satu per satu.
Saham Individual: Ideal bagi yang siap berinvestasi lebih aktif dan mau mengalokasikan waktu untuk riset mendalam dengan harapan mendapat return lebih tinggi dari pasar (di atas 10% per tahun).
Reksa Dana Indeks paling cocok untuk yang:
- Ingin investasi di pasar saham, tapi tidak terlalu paham tentang cara memilih saham.
- Puas dengan return sekitar 10% per tahun, sesuai rata-rata kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
- Tidak punya banyak waktu untuk riset saham individual atau menyusun portofolio.
- Memilih untuk investasi secara rutin dan konsisten (dollar-cost averaging).
- Mengalami kerugian akibat salah memilih saham sebelumnya dan ingin memperbaiki cara investasinya.
Saham Individual cocok untuk:
- Investor yang mengejar return di atas rata-rata pasar dan siap bekerja ekstra untuk mencapai target ini.
- Ingin mendalami strategi yang bisa beat the market (melampaui rata-rata pasar).
- Siap untuk disiplin, sabar, dan bisa mengelola risiko dengan baik.
- Punya waktu dan minat untuk menganalisis saham, serta tidak hanya sekadar ikut-ikutan tren.
Kenapa Memilih Saham daripada Reksa Dana Indeks?
Setelah menjual sebagian besar reksa dana indeks yang saya miliki, saya mengalihkan dananya ke saham individual. Keputusan ini berdasarkan analisis dan peluang keuntungan yang lebih besar.
Dalam contoh laporan portofolio, penjualan tiga reksa dana indeks dengan total keuntungan 23,2% dari modal awal sebesar Rp719 juta.
Keuntungan sebesar Rp167 juta ini menjadi modal untuk membeli saham individual, yang memiliki potensi keuntungan lebih tinggi dalam jangka panjang, terutama untuk saham yang sedang diskon dan berpotensi naik.
Beberapa alasan utama mengalihkan investasi dari reksa dana ke saham:
- Opportunity Cost: Dengan harga reksa dana indeks yang sudah tinggi, saya merasa peluang kenaikan dalam jangka pendek mulai terbatas. Oleh karena itu, saya melihat potensi keuntungan yang lebih besar dengan beralih ke saham yang harganya lebih terdiskon.
- Kondisi Pasar: Banyak saham individual yang bagus dengan keuntungan triliunan rupiah sedang dijual lebih rendah dari nilai wajarnya, sehingga berpotensi memberi keuntungan sekitar 100% dalam beberapa tahun ke depan.
Bagi yang lebih nyaman dengan reksa dana, tidak masalah. Reksa dana tetap bisa menjadi pilihan investasi aman dengan risiko lebih terkendali. Namun, untuk mendapatkan harga terbaik, tunggulah hingga harga indeks turun 5-10% dari titik tertingginya sebelum membeli.
Tips Mulai Investasi di Saham
Jika sudah siap beralih ke saham, ada beberapa prinsip penting yang bisa jadi pegangan:
- Investasi Rutin: Lakukan investasi setiap bulan tanpa memikirkan besar kecilnya dana.
- Investasi Saat Krisis: Manfaatkan kesempatan membeli saham lebih banyak ketika pasar sedang turun.
- Pilih Saham yang Menguntungkan dengan Harga Murah: Carilah saham yang perusahaan memiliki laba bersih tinggi tapi harga jualnya masih rendah.
- Hindari Saham Gorengan: Saham jenis ini biasanya harganya gampang naik-turun tanpa alasan yang jelas, sehingga rentan untuk spekulasi tinggi.
Memilih Saham untuk Pemula
Pemula yang ingin masuk ke saham bisa mulai dengan saham-saham blue-chip yang lebih stabil dan umumnya merupakan pemimpin pasar.
Ada beberapa kriteria untuk mencari saham murah namun berpotensi menghasilkan keuntungan:
- Pilih saham yang menghasilkan laba besar, misalnya triliunan rupiah, dan memiliki posisi kuat di industrinya.
- Hindari saham-saham sektor komoditas (seperti batubara atau nikel) karena biasanya fluktuatif.
- Utamakan saham yang secara historis membagikan dividen rutin dan terus meningkat.
Bergabung dalam Komunitas Saham
Untuk pemula, bergabung dalam komunitas yang tepat bisa menjadi salah satu cara terbaik belajar investasi dengan lebih cepat dan efektif.
Komunitas yang baik seharusnya mendorong para anggotanya untuk berpikir mandiri dan tidak hanya bergantung pada saran-saran spekulatif.
Bergabung di komunitas yang sehat akan memperluas wawasan, memberikan kesempatan berdiskusi, dan mendapatkan masukan dari investor lain dengan latar belakang berbeda.
Apapun instrumen yang dipilih—baik saham maupun reksa dana—keduanya membutuhkan ketekunan dan kesabaran karena memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Jadi, selalu sesuaikan pilihan investasi dengan kebutuhan, profil risiko, dan situasi keuangan pribadi agar tujuan finansial tercapai dengan maksimal.