Siapa yang tidak mau mengelola gaji dengan baik dan membangun tabungan, meskipun gaji pas-pasan? Padahal, ada rahasia sederhana yang bisa membantu kita menabung dan memaksimalkan setiap penghasilan yang didapat.
Berikut ini panduan mengatur alokasi gaji setiap bulan dari usia 20-an hingga 60-an.
Making Money vs. Keeping Money
Pernah dengar ungkapan menghasilkan uang adalah tindakan, tapi menjaga uang adalah kebiasaan.
Sering kali, orang jago mencari uang, tapi justru merugi karena kurang bisa mengatur keuangan. Contoh saja, legenda tinju Mike Tyson, yang pernah memiliki kekayaan hingga triliunan, tapi gaya hidup boros membuatnya bangkrut.
Alokasi Pembagian Gaji yang Ideal
Di sisi lain, ada Andrew Helm, guru dari Singapura yang mencapai kebebasan finansial dengan hidup hemat dan berinvestasi.
Di Indonesia, ada seorang profesional HR yang membuktikan kebebasan finansial bisa dicapai dengan gaya hidup hemat dan konsisten berinvestasi.
Alokasi Gaji Bulanan Keluarga dan Single
Salah satu kunci untuk hidup lebih hemat adalah budgeting yang benar, terutama di tengah budaya YOLO yang membuat banyak orang terus meningkatkan gaya hidup seiring kenaikan penghasilan.
Akibatnya, sering kali gaji besar pun tak terasa cukup, bahkan banyak yang berujung pada utang.
Rumus Alokasi Gaji untuk Segala Kondisi
Ada dua metode budgeting yang sering diajarkan:
- Metode 50/30/20: 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan serta investasi.
- Metode 40/30/20/10: 10% donasi, 20% investasi, 30% cicilan, dan 40% kebutuhan.
Namun, kedua metode ini masih punya kelemahan. Kebutuhan tiap orang berbeda, terutama bagi yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, di mana pengeluaran pokok bisa menghabiskan hingga 80% dari gaji.
Rumus Persentase Alokasi Gaji
Ada juga kasus ketika gaji sudah naik berkali lipat, tapi seharusnya tidak semua pos kebutuhan dan keinginan harus ikut naik dalam persentase yang sama.
Rumus baru yang lebih fleksibel:
- Keinginan: 10%
- Kebutuhan pokok: X%
- Investasi: 90 – X%
Misalnya, jika kebutuhan pokok memakan 60% dari gaji, maka rumusnya adalah keinginan 10%, kebutuhan pokok 60%, dan investasi 30%.
Dengan rumus ini, kita mengunci alokasi keinginan di 10%, lalu menyesuaikan pos kebutuhan pokok dan investasi sesuai kondisi. Metode ini membantu kita mengontrol pengeluaran sambil tetap fokus menabung dan berinvestasi.
Simulasi Alokasi Gaji Berdasarkan Usia
Berikut panduan alokasi gaji di berbagai usia agar finansial tetap stabil.
- Usia 20-an (Gaji Rp5 Juta per Bulan)
- Kebutuhan Pokok: Rp3,5 juta (70%)
- Investasi: Rp1 juta (20%)
- Keinginan: Rp500 ribu (10%)
Di usia ini, menekan gaya hidup adalah kunci. Mulai dengan tinggal di kos, makan hemat, dan pakai kendaraan umum. Investasi bisa mulai dialokasikan untuk dana darurat atau kebutuhan jangka pendek lainnya.
- Usia 30-an (Gaji Rp20 Juta per Bulan)
- Kebutuhan Pokok: Rp8 juta (40%)
- Investasi: Rp10 juta (50%)
- Keinginan: Rp2 juta (10%)
Kalkulator Alokasi Gaji
Di usia 30-an, prioritas investasi mulai beralih ke aset yang bisa menghasilkan passive income. Dana darurat biasanya sudah terpenuhi, dan pendapatan aktif meningkat berkat karir yang semakin mapan.
- Usia 40-an (Gaji Gabungan Rp45 Juta, Passive Income Rp5 Juta per Bulan)
- Kebutuhan Pokok: Rp15 juta (30%)
- Investasi: Rp30 juta (60%)
- Keinginan: Rp5 juta (10%)
Rumus Alokasi Gaji Bulanan Ideal
Pendapatan gabungan memungkinkan proporsi investasi lebih besar, sehingga passive income meningkat. Dengan aset sekitar Rp1,1 miliar, keuangan semakin stabil dan siap menunjang kebutuhan mendatang.
- Usia 50-an (Gaji Gabungan Rp70 Juta, Passive Income Rp20 Juta per Bulan)
- Kebutuhan Pokok: Rp22,5 juta (25%)
- Investasi: Rp58,5 juta (65%)
- Keinginan: Rp9 juta (10%)
Dengan pendapatan yang tinggi, porsi untuk investasi bisa lebih besar. Passive income kini hampir cukup untuk menutup seluruh kebutuhan pokok, menambah keamanan finansial saat memasuki usia pensiun.
- Usia 60-an (Gaji Aktif Rp80 Juta, Passive Income Rp50 Juta per Bulan)
- Kebutuhan Pokok: Rp30 juta (23%)
- Investasi: Rp87 juta (67%)
- Keinginan: Rp13 juta (10%)
Ketika mendekati masa pensiun, investasi di fixed income seperti obligasi, deposito, atau aset berisiko rendah bisa jadi pilihan untuk menjaga stabilitas finansial. Di tahap ini, investasi lebih terfokus untuk mempertahankan kekayaan yang telah dibangun.
Pilihan Investasi Sesuai Tahap Usia dan Kebutuhan
Untuk investasi, ada banyak pilihan sesuai dengan usia dan profil risiko kita.
- Usia muda: Fokus pada wealth accumulation (akumulasi kekayaan), di mana alokasi saham atau reksa dana bisa lebih tinggi.
- Menjelang pensiun: Porsi investasi beralih ke aset fixed income seperti deposito atau obligasi pemerintah, demi keamanan dan stabilitas.
Beberapa instrumen fixed income yang bisa jadi pilihan adalah reksa dana pasar uang, obligasi, atau deposito. Salah satu produk menarik yang menawarkan bunga tinggi adalah deposito BPR dengan bunga hingga 6,75% per tahun dan dijamin LPS.
Alokasi Tabungan Dari Gaji
Mengelola gaji tidak hanya soal persentase alokasi, tapi juga soal menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan keuangan di setiap tahap kehidupan.
Rumus budgeting fleksibel dapat membantu kita mengelola pengeluaran dan mengoptimalkan investasi, dari usia muda hingga mendekati masa pensiun.
Pastikan pilihan investasi sesuai dengan kebutuhan dan toleransi risiko agar tujuan keuangan bisa tercapai tanpa hambatan.