Jadi ceritanya, ada si Alex. Dia ini orang techie—suka banget ngulik hal-hal yang berbau teknologi. Suatu hari, dia kepo banget soal hype yang lagi ramai soal blockchain dan cryptocurrency. Daripada cuma jadi penonton, Alex pun mulai gali info. Dari sana dia baru ngerti kalau blockchain itu semacam database digital yang tersebar di banyak komputer. Fungsinya? Bikin proses nyatet transaksi dan ngatur aset digital jadi lebih gampang, efisien, dan aman. Nah, cryptocurrency sendiri adalah mata uang digital yang hidup dan bergerak di atas blockchain. Bedanya sama uang biasa? Enggak ada campur tangan bank sentral atau pemerintah. Murni peer-to-peer.
Tapi yang bikin Alex makin penasaran bukan cuma sistemnya, tapi gimana caranya orang-orang bisa ikutan kontribusi di dunia blockchain ini? Dan jawaban dari pertanyaan itu ternyata adalah… mining alias menambang koin crypto.
Crypto Mining: Nambang Digital yang Butuh Modal Besar
Alex langsung nanya ke temennya, Sarah, yang emang udah senior banget di dunia blockchain. Sarah jelasin bahwa buat bisa ikutan main di sistem blockchain, kebanyakan orang jadi miner. Tapi sayangnya, proses mining ini enggak semudah buka laptop terus klik klik dapet duit. Mining butuh komputer super canggih, GPU kenceng, listrik banyak, AC full nyala, dan ruang besar buat rak-rak mesin. Jadi ya, buat orang biasa kayak Alex, rasanya mustahil buat terjun langsung ke dunia mining crypto yang udah keras dari awal.
Alex langsung lemes dengernya… sampai akhirnya Sarah bilang, “Tapi tenang, ada satu jaringan crypto yang beda—namanya Pi Network.”
Pi Network: Nambang Crypto Versi Santai
Nah, di sinilah semua berubah. Sarah cerita bahwa Pi Network itu proyek crypto yang dibikin biar mining bisa diakses siapa aja, enggak cuma segelintir orang yang punya duit banyak buat beli rig mining. Pi ini mulai eksis sejak 2019 dan sampai sekarang masih dalam tahap pengembangan. Tapi walau belum rilis resmi, orang-orang udah bisa mulai “nambang” koinnya dari sekarang.
Caranya? Tinggal login ke aplikasinya setiap hari, terus tekan satu tombol. Udah gitu aja. Enggak perlu prosesor mahal, enggak ada mesin, enggak keluar keringat. Tapi karena Pi belum bisa ditukar ke uang beneran, nilainya saat ini masih nol. Jadi yang dikumpulin baru sebatas “tabungan digital” buat nanti.
Supaya dapat lebih banyak, kamu bisa ajak orang lain buat join. Semakin banyak referral kamu, semakin tinggi level dan potensi koin harian yang kamu dapat. Ya, modelnya mirip kayak sistem piramida atau MLM, tapi belum tentu berarti buruk, karena Pi masih dalam eksperimen sosial besar.
Sistem Halving di Pi Network
Supaya koinnya enggak kebanyakan dan tetap langka, Pi punya sistem “halving”. Jadi makin banyak penggunanya, makin kecil jumlah koin yang bisa ditambang per jam. Awalnya pas jumlah user baru 100 ribu, rate-nya 1,6 koin/jam. Tapi begitu naik ke 10 juta pengguna, rate-nya cuma 0,2 koin/jam. Dan ini bakal terus menurun sampai nanti mungkin enggak bisa ditambang sama sekali.
Alex yang awalnya semangat langsung mikir, “Wah, berarti sekarang saat yang pas buat mulai, sebelum makin banyak orang join dan rate-nya makin kecil.”
Perjalanan Pi Sejak 2019
Pi mulai dari 14 Maret 2019, pas Pi Day. Waktu itu pengguna aktifnya baru 100 ribu. Setahun kemudian udah 3,5 juta. Pas masuk 2021, jumlahnya meledak sampai 33 juta pengguna! Buat nambah dana, mereka mulai munculin iklan di aplikasi. Jadi makin kelihatan serius kalau proyek ini bukan iseng-iseng doang.
Masa Depan Pi: Layak Dicoba atau Cuma Gimmick?
Para analis percaya bahwa nilai awal Pi mungkin akan lebih kecil dibanding crypto senior kayak Bitcoin atau Ethereum. Tapi karena jumlah pengguna terus naik dan komunitasnya gede, ada potensi pertumbuhan yang lumayan besar. Beberapa prediksi bahkan bilang kalau tahun 2025 harga 1 Pi bisa nyampe $5, tapi tentu ini masih spekulasi.
Apakah Pi bakal jadi masa depan? Atau cuma jadi kenangan kayak aplikasi hype yang akhirnya ditinggalin? Jawabannya baru bisa kita tahu setelah jaringan ini bener-bener rilis dan mulai masuk ke bursa pertukaran.
Yang jelas, buat kamu yang penasaran dengan dunia crypto tapi belum siap modal gede, Pi bisa jadi tempat belajar sekaligus investasi waktu yang menarik. Toh, tinggal klik doang tiap hari. Siapa tahu, beberapa tahun ke depan, jempolmu hari ini bisa jadi aset bernilai.