Hal yang Terjadi Ketika Internet Masuk Era Web 3.0

Teknologi19 Views

Pernah enggak sih kamu lagi cari-cari sesuatu di internet—misalnya, PS5—terus beberapa jam kemudian, iklannya muncul di mana-mana? Di website, di media sosial, bahkan bisa jadi muncul pas kamu lagi baca artikel yang enggak ada hubungannya. Serem? Banget. Itulah yang dialami Ray, seorang cowok yang doyan banget ngulik dunia teknologi dan sering mantengin laptop berjam-jam.

Ray awalnya santai aja, sampai dia mulai sadar: “Kok bisa ya apa yang aku cari tadi siang, sekarang muncul iklannya di mana-mana?” Karena makin penasaran dan sedikit parno, dia langsung tanya ke kakaknya, Aaron, yang kebetulan kerja di perusahaan teknologi besar.

Dari Web 1.0 Sampai Web 2.0: Internet Jadi Semakin Pintar (dan Kepo)

Aaron cerita kalau semuanya ini adalah efek dari kita hidup di zaman Web 2.0, generasi internet yang jauh lebih interaktif daripada pendahulunya. Di masa Web 1.0, internet cuma tempat buat baca-baca doang—kayak Wikipedia besar, enggak bisa komentar, enggak bisa share, pokoknya pasif banget.

Lalu masuk era Web 2.0 di awal 2000-an. Berkat teknologi kayak HTML5, JavaScript, dan CSS3, muncullah platform-platform interaktif seperti YouTube, Facebook, dan lainnya. Nah, karena interaksi itu, internet mulai “belajar” dari kebiasaan kita. Setiap kali kita buka website, kita enggak sadar kalau sebenarnya kita juga ngasih data pribadi ke sana. Mulai dari preferensi, minat, bahkan lokasi.

Semua data itu disimpan lewat cookies, dan perusahaan-perusahaan besar bisa pakai (atau jual) data itu ke pengiklan biar bisa nampilin iklan yang sesuai banget sama kamu. Jadi, bukan kamu yang nyari iklan—iklan yang nyari kamu.

Ray Mulai Galau Soal Privasi Digital

Ray langsung mikir, “Ini sih enggak lucu, kayak diawasi tiap waktu.” Dia nanya ke Aaron, “Ada enggak sih cara supaya kita enggak terus-menerus dipantau gini?” Aaron jawab: “Ya, ada… semacam pakai incognito mode atau Tor browser.” Tapi solusi-solusi itu sifatnya cuma sementara dan enggak 100% aman.

Tapi Aaron punya kabar baik: “Tenang, internet bakal berubah kok. Kita lagi menuju ke era Web 3.0.”

Web 3.0: Internet yang Lebih Cerdas, Lebih Adil, dan Lebih Aman

Di sinilah semuanya mulai menarik. Web 3.0 itu bisa dibilang versi next level dari internet. Tujuannya adalah bikin internet jadi lebih pintar, lebih manusiawi, dan yang paling penting: kita sebagai pengguna punya kendali penuh atas data pribadi kita sendiri.

Aaron jelasin bahwa Web 3.0 punya empat fitur utama yang bikin beda banget:

  1. Desentralisasi

Enggak ada lagi satu pihak besar yang ngatur semuanya. Data kamu enggak cuma disimpan di satu server kayak punya Google atau Meta, tapi tersebar di banyak titik lewat teknologi blockchain. Jadi lebih aman dan enggak gampang dimanipulasi.

  1. Tanpa Perantara (Trustless dan Permissionless)

Di Web 3.0, kamu bisa langsung akses data atau informasi tanpa harus minta izin ke pihak ketiga. Mau nyari info? Enggak perlu klik “I Accept Cookies” lagi. Enggak ada yang nyimpen riwayat kamu kecuali kamu sendiri.

  1. Kecerdasan Buatan dan Pemrosesan Bahasa Alami

Web 3.0 akan paham konteks dan makna dari kata-kata yang kamu pakai. Misalnya kamu ngetik “I love Paris” dan “I heart Paris,” meskipun beda kata, internet tahu maksudnya sama. Jadi pencarian kamu jadi lebih akurat dan sesuai keinginan.

  1. Terhubung ke Mana-Mana

Lewat Internet of Things (IoT), semua perangkat bisa terhubung dan akses internet—bukan cuma HP dan laptop. Jadi, Web 3.0 bikin internet bisa hadir di mana aja: di mobil, kulkas, jam tangan, bahkan lampu rumah.

Web 3.0 Sudah Mulai Diterapkan?

Yup! Beberapa perusahaan besar kayak Google, Apple, dan Amazon udah mulai ubah layanan mereka ke arah Web 3.0. Contohnya Siri dan Wolfram Alpha—dua aplikasi yang udah pakai teknologi AI dan semantic search biar makin nyambung sama kebutuhan pengguna.

Menuju Masa Depan yang Lebih Ramah Privasi

Setelah ngobrol panjang lebar, Ray akhirnya lega. Internet memang makin canggih, dan iya, kadang bikin was-was. Tapi dengan hadirnya Web 3.0, masa depan digital bisa lebih adil dan aman. Kita bisa dapet konten yang relevan, sistem yang lebih pintar, tapi tetap punya kontrol penuh atas data kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *