Bhutan: Negeri Naga Petir yang Penuh Aturan, Damai, dan Anti Polusi

Asia11 Views

Kalau kamu pengen liburan ke negara yang bener-bener beda dari semua tempat yang pernah kamu datengin, coba deh intip Bhutan. Tapi, siap-siap dompet ya, soalnya turis asing (kecuali dari India, Bangladesh, dan Maladewa) harus bayar tarif harian sebesar 250 dolar! Tapi jangan kesel dulu, soalnya uang itu nggak cuma buat nginep dan jalan-jalan bareng pemandu, tapi juga disalurkan buat pendidikan di sana. Jadi, bisa dibilang kamu liburan sambil bantu rakyat lokal juga.

Tapi, jangan salah kira ya, kecil-kecil gini Bhutan punya reputasi gede banget soal menjaga lingkungan. Serius, mereka tuh satu-satunya negara yang jadi “carbon sink”—artinya mereka nyerap karbon lebih banyak daripada yang mereka hasilkan. Bukan cuma itu, undang-undang mereka mewajibkan minimal 60% wilayahnya harus berupa hutan. Dan faktanya? Sekarang udah 70%! Gila nggak?

Kalau ngomongin transportasi, jangan harap ada lampu merah ya. Bahkan di ibu kotanya, Thimphu, semua lalu lintas dikendalikan sama petugas lalu lintas. Yes, Bhutan lebih milih pakai manusia daripada mesin buat ngatur jalan. Bahkan Korea Utara aja punya lampu merah, walau katanya banyak yang nggak nyala. Unik banget, kan?

Nah, satu hal lagi yang bikin Bhutan super beda adalah budaya dan aturan sosialnya. Di sana, kamu wajib pakai pakaian tradisional kalau mau masuk kantor pemerintahan atau tempat-tempat resmi. Pria kudu pakai “Gho” dan wanita “Kira”. Tapi, aturan ini nggak semua orang setuju, terutama dari kelompok Lhotshampa yang asalnya dari Nepal. Konfliknya sampai bikin lebih dari 100 ribu orang Nepalese diusir dari Bhutan tahun 90-an. Sampai sekarang, banyak dari mereka masih hidup di pengungsian di India.

Ada beberapa area perbatasan yang jadi rebutan, kayak Dataran Doklam yang pernah bikin ribut karena tentara Cina bangun jalan di sana. Bhutan sih ngerasa itu provokasi, tapi Cina pura-pura nggak tahu. Ya, urusan geopolitik emang ribet.

Balik ke hal yang adem-adem, Bhutan juga terkenal banget karena nggak ngizinin plastik sama sekali. Bahkan rokok dan tembakau juga dilarang total. Mereka serius banget menjaga kelestarian alam dan udara bersih.

Bahasa resmi mereka namanya Dzongkha, dan lucunya artinya “bahasa benteng.” Cocok sih, soalnya banyak bangunan tua di sana yang bentuknya kayak benteng dan masih dipakai sampai sekarang. Keren banget!

Tapi di bagian selatan, terutama yang dihuni Lhotshampa, banyak juga yang Hindu. Nah, karena mayoritas Buddhis, Bhutan penuh sama kuil warna-warni, roda doa, dan patung-patung dewa yang bikin suasana spiritual banget. Kalau ke sana, wajib banget mampir!

Dan yang lebih bikin geleng-geleng kepala, Bhutan baru kenal TV tahun 1999 dan internet masuk sekitar awal 2000-an. Tapi sekarang, siaran internasional seperti BBC dan CNN udah bisa dinikmati di rumah-rumah. Tapi tenang, mereka juga punya dua saluran nasional: BBS-1 dan BBS-2 yang tayangin berita dan acara lokal pakai bahasa Dzongkha.

Gunung ini dianggap suci, jadi nggak ada yang berani mendakinya sampai sekarang. Dan ya, penduduknya percaya banget sama hubungan spiritual antara manusia dan alam.

Nah, meskipun terkesan tertutup dari dunia luar, Bhutan tetap buka diri, tapi dengan cara yang bijak. Mereka cuma punya dua kedutaan besar dari negara luar, yaitu India dan Bangladesh. Sisanya? Ya harus pakai visa mahal tadi. Tapi yang bikin adem, Bhutan tetap nyambung baik sama Tibet dan etnis Tibet yang dulu kabur dari Cina dan mengungsi ke sana. Jadi walau punya masalah sama Cina, dengan rakyat Tibet mereka tetap akur-akur aja.

Kalau kamu cari negara yang nggak terlalu peduli sama tren global, tapi punya prinsip kuat soal lingkungan, budaya, dan spiritualitas, Bhutan bisa jadi pilihan. Tapi siap-siap ya, karena di sana, semua hal kecil—dari cara berpakaian sampai cara berbicara—benar-benar dijaga biar tetap mencerminkan identitas mereka. Ini bukan sekadar negara, tapi semacam kapsul waktu yang dilindungi dengan penuh cinta.

Daerah di Bhutan

  1. Mongar : Mongar Town, Kengkhar, Drametse
  2. Chhukha : Phuntsholing, Gedu, Bongo
  3. Trashigang : Trashigang Town, Kanglung, Sakteng
  4. Paro : Paro Town, Lamgong, Dopshari
  5. Punakha : Punakha Town, Guma, Toeb
  6. Thimphu : Thimphu City, Chang, Mewang
  7. Sarpang : Gelephu, Sarpang Town, Jigmechhoeling
  8. Samdrup Jongkhar : Samdrup Jongkhar Town, Dewathang, Jomotsangkha
  9. Bumthang : Jakar, Chhoekhor, Ura
  10. Wangdue Phodrang : Wangdue Phodrang Town, Bjena, Phangyul
  11. Dagana : Dagana Town, Drujegang, Goshi
  12. Pemagatshel : Nganglam, Pemagatshel Town, Khar
  13. Samtse : Samtse Town, Tashicholing, Dorokha
  14. Lhuentse : Lhuentse Town, Gangzur, Kurtoed
  15. Trongsa : Trongsa Town, Tangsibji, Nubi
  16. Trashiyangtse : Trashiyangtse Town, Khamdang, Yalang
  17. Tsirang : Damphu, Gosarling, Tsholingkhar
  18. Zhemgang : Zhemgang Town, Panbang, Ngangla
  19. Haa : Haa Town, Katsho, Uesu
  20. Gasa : Gasa Town, Laya, Khatoed

Tempat Wisata di Bhutan

Paro Taktsang (Tiger’s Nest Monastery), Punakha Dzong, Tashichho Dzong, Buddha Dordenma, Memorial Chorten, Dochu La Pass, Phobjikha Valley, Gangtey Monastery, Bumthang Valley, Jakar Dzong, Trongsa Dzong, Drukgyal Dzong, Simtokha Dzong, Chimi Lhakhang (Fertility Temple), Tango Monastery, Cheri Monastery, Dechen Phodrang Monastery, Motithang Takin Preserve, Royal Textile Academy of Bhutan, National Institute for Zorig Chusum, Clock Tower Square, Sangaygang Viewpoint, Folk Heritage Museum Thimphu, Jungshi Handmade Paper Factory, Simply Bhutan Museum, Centenary Farmers Market, Jigme Dorji National Park, Royal Botanical Park Lamperi, Royal Manas National Park, Sakteng Wildlife Sanctuary, Bumdeling Wildlife Sanctuary, Haa Valley, Lhuentse Dzong, Mongar Dzong, Trashigang Dzong, Trashiyangtse Dzong, Chorten Kora, Khoma Village, Kurtoe region, Ura Valley, Tang Valley, Ogyen Choling Palace Museum, Kurjey Lhakhang, Tamshing Lhakhang, Jambay Lhakhang, Kenchosum Lhakhang, Wangdue Phodrang Dzong, Talo Monastery, Sangchhen Dorji Lhuendrup Lhakhang, Rinchengang Village, Pele La Pass, Nobding Valley, Phobjikha Black-necked Crane Centre, Nabji-Korphu Trail, Jigme Singye Wangchuck National Park, Laya Village, Gasa Hot Springs, Gasa Dzong, Hot Spring Tshachu (Dhur), Zhemgang Dzong, Dagana Dzong, Dagala Thousand Lakes Trek, Druk Path Trek, Snowman Trek, Merak-Sakteng Trek, Bumthang Owl Trek, Nabji Trail, Phuentsholing Gate, Zangto Pelri Lhakhang, Amo Chhu Crocodile Breeding Centre, Kharbandi Goemba, Samdrup Jongkhar Town Viewpoint, Deothang Park, Ngang Lhakhang, Burning Lake (Mebar Tsho), Rinpung Dzong, Semtokha Dzong, Dochula Druk Wangyal Chortens, Lhuentse Weaving Villages, Dungkar Nagtshang (ancestral home of royal family).

Perusahaan di Bhutan

Tashi Group, Bhutan Telecom, Druk Green Power Corporation, Mountain Hazelnuts, Drukair, Bhutan Power Corporation, Bank of Bhutan, Bhutan National Bank, Druk PNB Bank, Royal Insurance Corporation of Bhutan, Royal Monetary Authority of Bhutan, Bhutan Development Bank, Bhutan Post, Bhutan Ferro Alloys Ltd., Bhutan Hydropower Services Ltd., Bhutan Broadcasting Service, Bhutan Agro Industries Ltd., Bhutan Tourism Corporation Ltd., Bhutan Board Products Ltd., Bhutan Polymers Company Ltd., Bhutan Carbide & Chemicals Ltd., Bhutan Oil Distributor Ltd., Bhutan Industrial Gas Ltd., Bhutan Brewery Ltd., Bhutan Fruit Products Ltd., Bhutan Dairy Ltd., Bhutan Livestock Development Corporation, Bhutan Insurance Ltd.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *