Pernah enggak sih lihat orang-orang tiba-tiba rame-rame beli sesuatu karena katanya lagi “cuan”? Dari dulu kayaknya udah sering kejadian. Tahun 2020 heboh beli NFT, 2021 giliran kripto, 2023 saham, dan sekarang 2025 giliran emas. Banyak banget yang ikut-ikutan beli emas, padahal belum tentu paham apa yang dibeli. Yang penting ikut tren. FOMO banget, istilahnya. Tapi masalahnya, beli emas karena FOMO ini bisa jadi sumber stres baru.
Coba perhatiin deh sekitar. Awalnya semangat, yakin bakalan cuan. Tapi beberapa minggu kemudian, harganya malah turun. Panik, stres, bahkan ada yang sampai nyesel berat. Ini bukan kejadian langka. Banyak banget orang yang beli emas bukan pakai uang dingin, tapi malah pakai uang kontrakan, cicilan rumah, uang makan, bahkan pinjaman online. Gila sih, segitunya ngejar cuan.
Padahal ya, harga emas itu naik-turun, enggak selalu melesat ke atas. Kalau udah beli di harga paling tinggi dan beberapa bulan kemudian harganya malah turun atau stagnan, bisa kebingungan sendiri. Apalagi yang enggak siap mental. Begitu harga turun sedikit, buru-buru jual, akhirnya rugi. Habis itu salahin emas, bilang emas penipuan lah, haram lah, enggak sesuai syariat lah. Padahal salahnya sendiri beli karena ikut-ikutan.
Yang lucu, banyak juga yang sebenarnya enggak ngerti bedanya logam mulia dan emas perhiasan. Banyak yang mikir emas itu ya kalung, cincin, gelang. Makanya pas beli logam mulia, enggak sadar ada yang namanya selisih beli-jual (spread). Jadi meskipun harga naik, belum tentu bisa langsung cuan kalau dijual cepat. Dan banyak juga yang enggak tahu kalau harga emas bisa fluktuatif. Bisa naik, bisa juga turun. Enggak selalu mulus naik terus.
Kalau lihat ke belakang, misalnya di tahun 2020 pas COVID meledak, harga emas sempat naik gila-gilaan. Yang beli sebelum 2019 sih ketawa, karena bisa jual dengan keuntungan besar. Nah sekarang kejadiannya mirip. Tahun 2024 itu sebenarnya udah mulai rame orang beli emas. Barang di Antam sampai susah dicari, sold out terus. Tapi beda sama sekarang, meskipun antrian panjang, barangnya masih ada. Itu tandanya belum benar-benar panic buying.
Emas memang bagus buat jangka panjang. Tapi bukan berarti bisa dibeli asal-asalan. Kalau enggak siap nunggu setahun dua tahun, lebih baik mikir ulang. Karena banyak yang berharap beli sekarang, bulan depan langsung untung. Kenyataannya, harga bisa turun dulu sebelum naik lagi. Sayang banget kan?
Yang harus dipahami, saat pasar saham lesu, orang-orang biasanya pindah ke emas buat jaga nilai. Tapi saat pasar saham mulai pulih, orang-orang balik lagi ke saham, emas ditinggal. Siklusnya begitu terus. Jadi emas itu bukan dewa penyelamat. Dolar malah lebih kuat posisinya sebagai penjaga nilai. Kalau banyak orang beli dolar, rupiah bisa jeblok. Tapi kalau banyak yang beli emas? Enggak ngaruh ke rupiah.
Jangan karena panik atau ikut-ikutan. Kalau memang niat investasi, siapin uang yang enggak terpakai. Beli dikit-dikit, 1 gram, 2 gram. Enggak usah maksa langsung puluhan juta. Dan kalau udah terlanjur beli di harga tinggi, ya udah tahan aja. Jangan panik. Biarkan waktu yang kerja.
Dan buat yang mikir situasi ekonomi Indonesia bikin harga emas naik, sebenarnya bukan itu penyebab utamanya. Jadi bukan emas yang jadi penyelamat, tapi karena rupiah melemah. Makanya jangan gampang percaya sama narasi influencer yang seolah-olah emas itu jalan keluar dari segala krisis.
Buat yang udah beli emas sekarang dan lagi bingung mau ngapain, ya mending tahan aja dulu. Sabarin sampai akhir tahun. Kalau beruntung, bisa balik modal atau malah cuan. Tapi kalau buru-buru jual, ya siap-siap rugi. Dan kalau udah rugi, jangan langsung kapok. Jangan lari ke investasi bodong yang lebih parah risikonya.
Jadi, belajar dari pengalaman. Investasi itu bukan soal ikut-ikutan. Tapi soal paham apa yang dibeli, tahu risikonya, dan siap mentalnya. Jangan sampai FOMO jadi sumber malapetaka. Diversifikasi itu kunci. Hari ini emas, besok mungkin saham, besoknya lagi kripto. Semua ada masanya.
Kalau penasaran, kira-kira di tahun 2025 ini investasi apa yang masih menjanjikan selain emas, bisa jadi seru kalau dibahas bareng di konten selanjutnya.
